Kunci Jawaban PPG 2025 Modul 3: Pembelajaran Mendalam dan Asesmen 2.0, Beserta Alasan Pemilihan Tindakan Nyata

Pedoman Tangerang- PPG 2025 Tahap 2 kembali hadir dengan fokus pembelajaran yang lebih mendalam dan relevan dengan kebutuhan pendidikan masa kini. Salah satu topik penting yang dibahas dalam Modul 3 adalah Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dan implementasi Asesmen 2.0—dua pendekatan yang kini menjadi tulang punggung transformasi pembelajaran di kelas.
Artikel ini menyajikan jawaban lengkap dan terstruktur untuk PPG 2025 Modul 3, sekaligus membahas alasan pemilihan tindakan nyata oleh peserta PPG, yang dapat dijadikan referensi pembelajaran maupun penyusunan laporan akhir. Seluruh konten disusun agar mudah dipahami, relevan dengan praktik mengajar, dan dapat digunakan sebagai panduan menjelang evaluasi akhir PPG.
Fokus Modul 3 PPG 2025: Pembelajaran Mendalam dan Penilaian 2.0
Modul 3 dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025 Tahap 2 menitikberatkan pada dua komponen utama:
1. Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) — pendekatan pembelajaran yang tidak hanya mengejar pemahaman konsep secara kognitif, tetapi juga mendorong siswa untuk berpikir kritis, reflektif, dan kreatif dalam konteks dunia nyata.
2. Penilaian 2.0 — penilaian berbasis data dan refleksi, yang tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses belajar dan pengembangan kompetensi siswa secara menyeluruh.
Kedua topik ini penting dalam membentuk guru yang adaptif, responsif, dan siap menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21.
Contoh Jawaban dan Penjelasan Tindakan Nyata PPG 2025 Modul 3
1. Alasan Memilih Tugas Aksi Nyata
Pertanyaan:
Mengapa Bapak/Ibu memilih tugas tersebut sebagai tindakan nyata terbaik?
Jawaban:
Saya memilih merancang pembelajaran dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) sebagai tindakan nyata, karena ingin memastikan bahwa setiap siswa merasa dihargai, terlibat, dan memiliki pengalaman belajar yang relevan dengan latar belakang budaya mereka.
Dalam konteks kelas yang beragam, CRT menjadi pendekatan strategis untuk menciptakan suasana belajar yang inklusif, aman, dan mendukung partisipasi aktif.
Melalui desain pembelajaran yang inklusif ini, saya tidak hanya mengembangkan kompetensi pedagogis pribadi, tetapi juga mendorong terciptanya lingkungan belajar yang adil dan responsif.
Tindakan nyata ini saya nilai memiliki dampak langsung dan berkelanjutan terhadap budaya belajar di kelas.
2. Memberikan Umpan Balik kepada Rekan Sejawat
Pertanyaan:
Apa umpan balik tertulis Anda terhadap tugas aksi nyata yang dipilih oleh rekan sejawat?
Jawaban:
Saya mengapresiasi pendekatan pembelajaran berbasis CRT yang dirancang oleh rekan sejawat. Strategi tersebut sangat tepat diterapkan di kelas dengan latar belakang siswa yang beragam.
Materi yang terkait dengan konteks budaya siswa membuat proses belajar menjadi lebih relevan dan bermakna.
Kegiatan yang disusun juga mendukung tumbuhnya empati, kolaborasi, dan kesadaran sosial—langkah penting menuju pendidikan yang inklusif dan memberdayakan.
3. Kesesuaian Tindakan Nyata dengan Prinsip Pembelajaran Mendalam
Pertanyaan:
Apakah tindakan nyata yang Anda pilih memenuhi prinsip Pembelajaran Mendalam yang Sadar, Bermakna, dan Menyenangkan? Jelaskan!
Jawaban:
Tindakan nyata yang saya pilih sangat selaras dengan prinsip pembelajaran mendalam.
Berkesadaran, karena saya sebagai guru menyadari dan menghargai keragaman siswa, serta secara aktif mengakomodasi kebutuhan mereka melalui strategi yang inklusif.
Bermakna, karena materi dan aktivitas yang diberikan langsung terkait dengan pengalaman nyata yang dialami siswa, sehingga mereka mampu memahami dan menerapkan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Menyenangkan, karena pendekatan ini menciptakan iklim belajar yang menyenangkan, penuh penerimaan, dan memungkinkan setiap siswa untuk berkembang dengan rasa percaya diri.***