Sosial Media
0
News
    Home Indonesia klub sepak bola olahraga sejarah sepak bola

    Pernah Saling Menggunduli di Stadion GBK, Ini 3 Pertandingan Bersejarah Timnas Indonesia vs Arab Saudi!

    3 min read

    PESANKU.CO.ID— Pertemuan antara Timnas Indonesia dan Arab Saudi selalu menyimpan cerita penuh emosi, drama, dan kebanggaan. Dari kekalahan telak di masa lalu hingga kemenangan bersejarah di Gelora Bung Karno, pertandingan Garuda vs Green Falcons menjadi saksi perjalanan panjang sepak bola Indonesia menuju level Asia.

    Dalam sejarah yang panjang, kedua tim telah bertemu 16 kali dalam berbagai ajang internasional.

    Arab Saudi masih unggul dengan 11 kemenangan, sementara Indonesia baru mencatat satu kemenangan dan empat hasil imbang, tetapi tren itu kini mulai berubah.

    Timnas Indonesia kini dalam keadaan tak terkalahkan melawan Arab Saudi dalam dua pertandingan terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026.

    Sekali imbang di Jeddah dan sekali menang telak di Jakarta membuat kepercayaan diri skuad Garuda melambung tinggi.

    Momen kebangkitan ini terasa istimewa karena selama beberapa dekade, Indonesia selalu berada di bawah bayang-bayang Arab Saudi.

    Kini situasinya berbalik, Garuda justru mengalahkan Green Falcons di kandang sendiri dan membuka lembaran baru sejarah sepak bola nasional.

    Berikut tiga pertandingan paling epik dalam perjalanan panjang rivalitas Indonesia dan Arab Saudi — mulai dari kekalahan paling menyakitkan hingga kemenangan paling bersejarah:

    Timnas Indonesia 2-0 Arab Saudi

    Pertandingan pertama yang layak dikenang tentu saja kemenangan legendaris Indonesia 2-0 atas Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 19 November 2024.

    Pertandingan ini menjadi simbol kebangkitan sepak bola tanah air setelah puluhan tahun gagal mengalahkan tim besar Asia itu.

    Suasana di GBK malam itu sangat magis. Puluhan ribu suporter bersorak lantang, menciptakan lautan merah putih yang bergemuruh seiring dua gol indah dari Rafael Struick dan Thom Haye yang memastikan kemenangan mutlak Garuda.

    Kemenangan ini bukan sekadar tiga poin, melainkan penegasan bahwa Indonesia kini sejajar dengan kekuatan besar Asia.

    Arab Saudi yang selama ini dianggap sebagai momok justru menjadi tidak berdaya menghadapi permainan cepat dan agresif tim yang diasuh pelatih Shin Tae-yong pada saat itu.

    Bagi para pendukung yang memenuhi GBK, air mata haru tak bisa dibendung saat peluit panjang berbunyi.

    Setelah 43 tahun, akhirnya Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Arab Saudi untuk pertama kalinya dalam sejarah, sekaligus memperkuat posisi Garuda sebagai pesaing serius di Asia.

    Kemenangan ini juga menjadi titik penting dalam perjalanan Kualifikasi Piala Dunia 2026.

    Hasil tersebut membuat Indonesia semakin percaya diri bersaing dengan raksasa Asia lainnya dan menumbuhkan keyakinan bahwa lolos ke Piala Dunia bukan lagi mimpi kosong.

    Arab Saudi 1-1 Timnas Indonesia

    Laga epic berikutnya terjadi dua bulan sebelumnya, saat Indonesia menahan imbang Arab Saudi 1-1 di King Abdullah Sports City, Jeddah, pada 5 September 2024.

    Hasil ini terasa seperti kemenangan karena diraih di kandang lawan yang dikenal sangat sulit ditaklukkan.

    Saudi Arab menurunkan skuad terbaiknya, tetapi Garuda tampil disiplin dan penuh determinasi.

    Gol Sandy Walsh di babak pertama menjadi bukti ketenangan dan kualitas permainan Indonesia yang semakin matang di bawah tekanan besar dari publik Jeddah.

    Meskipun tuan rumah sempat menyamakan kedudukan melalui Musab Al-Juwayr, hasil imbang ini tetap terasa istimewa bagi Timnas Indonesia.

    Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Garuda pulang dari Jeddah dengan kepala tegak dan satu poin berharga di tangan.

    Hasil itu menjadi tanda kuat kejatuhan dominasi Arab Saudi. Indonesia tidak lagi datang sebagai tim pelengkap, tetapi sebagai pesaing sejati yang siap mengguncang zona Asia dalam kualifikasi menuju Piala Dunia 2026.

    Kedua pertandingan pada tahun 2024 itu menandai era baru Timnas Indonesia yang lebih tangguh, modern, dan bermental baja.

    Timnas Indonesia 0-6 Arab Saudi

    Tetapi untuk benar-benar memahami seberapa besar maknanya, kita harus melihat ke masa lalu — ke titik terendah Garuda di awal tahun 2000-an.

    Tepatnya pada 17 Oktober 2003, Indonesia menderita kekalahan telak 0-6 dari Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

    Kekalahan itu menjadi yang terbesar dalam sejarah pertemuan kedua tim dan masih diingat sebagai luka mendalam di hati para suporter.

    Saat itu, perbedaan kelas sangat terlihat. Arab Saudi tampil lebih unggul dengan kecepatan, fisik, dan organisasi permainan yang tidak mampu diimbangi oleh skuad Indonesia yang masih jauh tertinggal dalam hal pengalaman dan kualitas.

    Skor 0-6 di kandang sendiri terasa sangat menyakitkan, apalagi setelah sebelumnya kalah 0-5 di Riyadh dalam pertandingan yang sama dalam Kualifikasi Piala Asia 2004.

    Kekalahan beruntun itu menegaskan betapa jauhnya jarak kekuatan antara Indonesia dan Arab Saudi pada masa itu.

    Namun justru dari kekalahan itulah mental Garuda mulai ditempa. Kekalahan yang memalukan itu menjadi pelajaran berharga bagi generasi setelahnya, yang kini berubah menjadi skuad tangguh dengan mental juara di era modern.

    Empat dekade perjalanan melawan Arab Saudi menunjukkan betapa besar perubahan yang dialami Timnas Indonesia.

    Dari tim yang dulu sering kalah telak, sekarang Garuda mampu bermain imbang dan bahkan mengalahkan Green Falcons di depan publik sendiri.

    Rivalitas ini bukan sekadar soal angka di papan skor, tetapi juga cermin dari perkembangan sepak bola nasional.

    Dari masa penuh luka menuju era kebangkitan, Indonesia kini membuktikan diri bisa sejajar dengan kekuatan elite Asia.

    Menjelang pertemuan berikutnya di King Abdullah Sports City pada 9 Oktober 2025, atmosfer optimisme menyelimuti seluruh Tanah Air.

    Garuda tidak lagi datang untuk bertahan, tetapi untuk kembali mengibas-ngibaskan sayapnya dan menantang dominasi Arab Saudi di bawah komando Patrick Kluivert.

    Tiga pertandingan epik itu akan selalu diingat sebagai perjalanan emosional yang membentuk identitas baru sepak bola Indonesia.

    Dari kekalahan yang paling menyakitkan hingga kemenangan yang paling manis, semuanya menjadi bukti bahwa Garuda benar-benar bangkit.

    Dengan semangat pantang menyerah dan dukungan jutaan suporter, kini mimpi melangkah ke Piala Dunia terasa lebih nyata dari sebelumnya.

    Garuda sudah terbang tinggi, dan kali ini, sayapnya siap menembus langit Asia tanpa lagi takut pada bayang-bayang masa lalu.

    Komentar
    Additional JS