Sosial Media
0
News
    Home Asia industri teknologi inovasi teknologi tren teknologi

    Tiongkok Menetapkan Arah Baru Teknologi Global: Strategi Chip dan Kecerdasan Buatan Jadi Pusat Rencana Lima Tahun 2026–2030

    2 min read

    PESANKU.CO.ID—Tiongkok tengah merancang arah baru untuk memperkuat posisinya sebagai kekuatan utama teknologi dunia melalui Rencana Lima Tahun ke-15 (2026–2030).

    Fokus kebijakan ini ditujukan pada penguasaan industri semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI), dua sektor strategis yang kini menjadi medan utama persaingan global di tengah tekanan ekspor teknologi dari negara Barat.

    Pada konferensi pers Dewan Negara pada 18 September, Menteri Sains dan Teknologi Yin Hejun menyebut lima tahun mendatang sebagai fase penting menuju ambisi nasional 2035, yaitu menjadi pemimpin dunia dalam bidang sains dan teknologi.

    Yin Hejun mengatakan, selama Rencana Lima Tahun ke-14 (2021–2025), investasi riset dan pengembangan meningkat 48 persen dibandingkan 2020, dengan jumlah peneliti terbesar di dunia saat ini.

    DilaporkanSouth China Morning Post,Rabu (8/10/2025), Tiongkok juga naik ke peringkat ke-10 dalamIndeks Inovasi Globaldan memimpin lima tahun berturut-turut dalam publikasi ilmiah serta paten internasional.

    Namun, Yin menegaskan bahwa "perang utama kini berada pada lingkup semikonduktor dan kecerdasan buatan," dua sektor yang menentukan kemandirian teknologi nasional.

    Profesor Ye Tianchun dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok menilai tantangan utama adalah beralih dari strategi "mengejar ketertinggalan" ke fase penciptaan teknologi mandiri.

    "Industri semikonduktor saat ini menghadapi pembekuan teknologi dan pemisahan rantai pasok," katanya. Dia menambahkan, penguasaan teknologi litografi ultraviolet ekstrem (EUV) dan komponen utama manufaktur masih menjadi titik lemah.

    Saat ini, Tiongkok telah mandiri dalam teknologi proses chip 28 nanometer ke atas. Namun, pasar chip kelas atas masih dikuasai oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.

    Dengan batas fisik transistor yang semakin kecil, industri global saat ini sedang mengeksplorasi teknologi masa depan seperti chip fotonik dan komputasi kuantum.

    Kamu menilai teknologisilikon-on-insulator yang sepenuhnya terkuras(FDSOI) bisa menjadi peluang bagi Tiongkok. "FDSOI menawarkan proses manufaktur yang lebih sederhana, biaya rendah, dan efisien dalam konsumsi daya dibanding FinFET," katanya.

    Namun, ia juga menyoroti kompetisi internal yang berlebihan, di mana banyak perusahaan lokal bersaing pada segmen yang sama hingga menimbulkan pemborosan sumber daya.

    Profesor Li Xianjun dari Akademi Ilmu Sosial Beijing menilai Tiongkok harus melewati hambatan saat ini dan berinvestasi pada teknologi yang mengganggu.

    "Kita tidak hanya perlu menguasai litografi EUV, tetapi juga mempercepat pengembangan kemasan chiplet, ekosistem terbuka RISC-V, dan litografi nanoimprint untuk membawa lompatan teknologi," katanya.

    Menurut Li, kebangkitan AI menjadi katalis ganda: menciptakan permintaan besar terhadap chip khusus sekaligus mempercepat transformasi desain dan produksi chip melalui otomatisasi.

    Akademisi Chen Xiaohong dari Akademi Teknik Tiongkok menambahkan, Rencana Lima Tahun ke-15 akan mempercepat inovasi dan penerapan AI.

    "Strategi ini berfokus pada tiga hal, inovasi algoritma dan chip canggih, pengembangan AI yang terinspirasi otak manusia, serta integrasi data, komputasi, dan jaringan nasional," katanya.

    Menteri Industri dan Teknologi Informasi Li Lecheng menyebut Tiongkok akan memperkuat penerapan AI di sektor manufaktur dan memimpin industri masa depan seperti antarmuka otak-komputer, metaverse, dan informasi kuantum.

    LaporanReutersmenurutkan, Tiongkok berencana untuk melipatgandakan produksi chip AI pada tahun 2026 dan memperluas kapasitas proses 7 nanometer melalui SMIC, dengan Huawei sebagai pengguna utama.

    Meskipun kesetaraan dengan raksasa Barat seperti Nvidia masih sulit dicapai dalam waktu dekat, langkah strategis ini menegaskan tekad Tiongkok untuk membangun kemandirian penuh dalam rantai pasok teknologi dan memperkuat posisinya sebagai pusat kekuatan baru dalam ekonomi digital global. ***

    Komentar
    Additional JS