Patroli Malam di Pitumpanua: TNI Gandeng Veteran dan Pemuda Jaga Keamanan Wajo
2 min read
PESANKU.CO.ID, WAJO - Malam di Kecamatan Pitumpanua terasa lebih aman ketika kelompok patroli gabungan TNI, veteran, dan pemuda menyisir setiap sudut wilayah. Dipimpin langsung Danramil 1406-10/Pitumpanua, Kapten Inf Baharuddin Pattah, patroli ini bukan sekadar ronda biasa—ini adalah strategi preventif menjaga stabilitas kamtibmas sebelum masalah muncul, Kamis (23/10/2025).
Koramil 1406-10/Pitumpanua menggandeng Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI), Pemuda Panca Marga (PPM), dan tokoh masyarakat dalam operasi keamanan yang menyasar area publik, objek vital, dan lokasi keramaian. Kolaborasi ini me; nciptakan efek pengawasan belapis: TNI aktif dengan struktur komando, veteran dengan pengalaman lapangan, pemuda dengan semangat, dan tokoh masyarakat dengan pengetahuan lokal.
#
"Kami ingin memastikan situasi tetap aman dan kondusif, sekaligus memperkuat hubungan antara aparat dan masyarakat," ujar Kapten Baharuddin Pattah saat memimpin pasukan patroli.
Pernyataan ini menggarisbawahi pergeseran paradigma keamanan: dari menunggu kejadian lalu bereaksi, menjadi mencegah kejadian sebelum terjadi. Patroli rutin dengan melibatkan elemen masyarakat menciptakan deterrence effect—calon pelaku kejahatan berpikir dua kali karena tahu wilayah ini dijaga ketat.
Lebih dari itu, kehadiran fisik aparat dan masyarakat di jalanan menciptakan rasa aman psikologis. Warga tidak lagi was-was keluar malam, pedagang tidak khawatir dagangan dicuri, dan orang tua tidak cemas anak pulang malam.
Melibatkan FKPPI dan PPM dalam patroli adalah langkah cerdas. Organisasi ini bukan hanya perkumpulan sosial, tapi kumpulan individu yang punya latar belakang militer dan semangat nasionalisme tinggi. Mereka paham disiplin, tahu prosedur keamanan, dan punya kredibilitas di mata masyarakat.
Veteran TNI-Polri yang tergabung dalam FKPPI membawa pengalaman puluhan tahun menjaga keamanan. Mereka sudah melewati berbagai situasi—dari konflik bersenjata hingga operasi kemanusiaan. Pengetahuan mereka menjadi aset berharga dalam mengidentifikasi potensi ancaman dan mengambil keputusan cepat.
Sementara itu, Pemuda Panca Marga membawa energi dan semangat generasi muda. Mereka adalah mata dan telinga di lapangan, yang lebih dekat dengan dinamika sosial masyarakat, terutama kalangan muda yang kadang rentan terlibat dalam gangguan keamanan.
Tokoh masyarakat berperan sebagai jembatan antara aparat dan warga. Mereka memahami karakter lokal, tahu siapa saja yang perlu diawasi, dan punya pengaruh untuk menyelesaikan konflik sebelum membesar.
Masyarakat Pitumpanua menyambut positif kegiatan patroli gabungan ini. Bagi mereka, ini bukan hanya soal keamanan, tapi juga soal membangun kesadaran kolektif bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas TNI atau Polri.
Ketika warga melihat tetangga mereka—baik veteran maupun pemuda—ikut patroli bersama TNI, ada pergeseran mental: dari penonton pasif menjadi aktor aktif. Mereka mulai merasa memiliki tanggung jawab menjaga lingkungan sendiri.
Inilah esensi siskamling (sistem keamanan lingkungan) yang sesungguhnya: bukan hanya ronda malam yang formalitas, tapi keterlibatan aktif masyarakat dalam mengidentifikasi, mencegah, dan melaporkan potensi gangguan keamanan.
Kabar baiknya, kegiatan serupa direncanakan akan terus digiatkan secara rutin sebagai bentuk komitmen TNI dalam mendukung terciptanya kamtibmas yang stabil dan harmonis di Kabupaten Wajo. Kata kunci di sini: rutin.
Patroli yang efektif bukan yang dilakukan sekali untuk dokumentasi media sosial, tapi yang konsisten dan terukur. Jadwal tetap, rotasi personel yang jelas, dan evaluasi berkala menjadi kunci keberlanjutan.
Tantangannya adalah menjaga momentum. Semangat awal biasanya tinggi, tapi seiring waktu, partisipasi bisa menurun karena kesibukan atau kehilangan motivasi. Di sinilah peran komando dan koordinasi menjadi krusial: menjaga agar patroli tetap berjalan bahkan ketika antusiasme mulai memudar.
Apa yang dilakukan Koramil Pitumpanua adalah model keamanan berbasis komunitas yang seharusnya direplikasi di seluruh Indonesia. Keamanan bukan sesuatu yang diberikan oleh negara, tapi sesuatu yang dibangun bersama oleh negara dan masyarakat.(Wan)